CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Minggu, 05 April 2009

SISTEM PENGKODEAN DATA

Dalam penyaluran data antar komputer, data yang disalurkan harus dimengerti oleh masing-masing perangkat baik oleh pengirim maupun penerima. Untuk itu digunakan system sandi sesuai standard. Suatu karakter didefinisikan sebagai huruf, angka,tanda aritmetik dan tanda khusus lainya.

Karakter-karakter data yang akan dikirim dari satu titik ke titik lain, tidak dapat dikirimkan secara langsung. Sebelum dikirim, karakter-karakter data tersebut harus dikodekan terlebih dahulu dengan kode-kode yang dikenal oleh setiap terminal.

Tujuan dari sebuah pengkodean adalah menjadikan tiap karakter dalam sebuah informasi digital yaitu ke dalam bentuk biner untuk dapat ditransmisikan. Kode-kode yang sering digunakan pada beberapa sistem komunikasi data dan dikenal oleh berbagai terminal diantaranya adalah Kode Tujuh Bit (ASCII) dan kode ABCDIC.

Kode Tujuh Bit (ASCII)

Kode tujuh bit yang dikenal dengan nama International Alphabet No 5 dari International

Standard Organisation (ISO). Di Indonesia lebih di kenal dengan nama kode ASCII (American

Standard Code for Information Exchange). Kode ASCII seperi yang terlihat pada tabel 1 di

bawah ini menyediakan 128 kombinasi. Dari 128 kombinasi tersebut, 22 kode diantaranya

digunakan untuk fungsi-fungsi kendali seperti kendali piranti, kendali format, pemisah

informasi dan kendali pengiriman.

Kode ini merupakan kode alphanumeric yang paling populer dalam teknik komunikasi

data. Kode ini menggunakan tujuh bit untuk operasinya sedangkan bit ke delapan dapat

ditambahkan untuk posisi pengecekan bit secara even atau odd parity.

Kendali Format

Kendali format (format control) merupakan karakter-karakter yang digunakan untuk

mengendalikan format pengaturan posisi print head atau kursor sesuai dengan keinginan. Ada

enam karakter yang digunakan untuk melakukan kendali format yaitu :

  1. BS (Back Space). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau menampilkan kursor satu posisi ke belakang.
  2. HOT (Horisontal Tabulation). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau memindahkan kursor ke depan menuju tab berikutnya atau menghentikan posisi.
  3. LF (Line Feed). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau menampilkan kursor menuju posisi karakter yang sesuai pada baris berikutnya.
  4. VT (Vertical Tabulation). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau menampilkan kursor menuju rangkaian baris berikutnya.
  5. FF (Form Feed). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau menampilkan kursor menuju posisi awal halaman, form atau layar berikutnya.
  6. CR (Carriage Return). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau menampilkan kursor menuju pada posisi awal di baris yang sama.

Kendali Pengiriman

Kendali pengiriman ini digunakan untuk mengemas pesan ke dalam format yang dikenal

dan untuk mengontrol aliran data dalam jaringan. Kendali pengiriman ini digunakan dalam

protokol-protokol yang berorientasi karakter. Protokol yang berorientasi karakter,

menggunakan karakter-karakter khusus untuk membedakan segmen-segmen bingkai informasi

yang berbeda-beda pada saat pengiriman. Pada protokol ini, semua pesan dikirim dalam

sederetannya byte.

Beberapa karakter yang digunakan untuk kendali pengiriman antara lain adalah :

- SOH (Start of Heading)

Menunjukkan bagian awal heading yang berisikan alamat atau arah informasi

- STX (Start of Text)

Menunjukkan bagian awal teks dan bagian akhir heading

- ETX (End of Text)

Menunjukkan bagian akhir teks yang dimulai dengan karakter STX

- EOT (End of Transmision)

Menunjukkan selesainya transmisi dan kemungkinan mencakup atau teks lebih berikut dengan headingnya

- ENQ (Enquiry)

Menunjukkan permintaan tanggapan dari station yang berjauhan

- ACK (Acknowledgement)

Menunjukkan respon persetujuan kepada pengirim. Karakter ini dikirimkan oleh

penerima untuk menunjukkan respon positif pada pengirim

- NAK (Negative Acknowledgement)

Dikirimkan oleh penerima untuk menunjukkan respon negatif kepada pengirim

- SYN (Synchronous /IDLE)

Digunakan oleh sistem transmisi sinkron untuk mempercepat proses sinkronisasi

- ETB (End of Transmission Block)

Menunjukkan bagian akhir block data untuk keperluan komunikasi

Kendali Piranti

Kendali piranti (Device Control) merupakan karakter-karakter yang digunakan untuk

mengendalikan piranti seperti mengendalikan operasi fisik dari setiap terminal. Contoh

implementasinya adalah seperti menghidupkan atau mematikan tombol penggerak.

Karakter-karakter yang dipakai untuk mengendalikan piranti-piranti tersebut antara lain

adalah DC1, DC2, DC3 dan DC4. DC1 dan DC3 biasanya dipakai untuk mengendalikan aliran

data dari terminal tak sinkron. DC1 untuk menghidupkan aliran dan DC3 untuk mematikan

aliran data.

Pemisah Informasi

Pemisah informasi (Information Separator) digunakan untuk memisahkan informasi

yang dikirim sehingga memudahkan perekaman dan penyimpanan data.

Dari daftar kode ASCII pada tabel 1, terdapat empat karakter yang dikategorikan sebagai

pemisah informasi. Keempat karakter tersebut adalah :

  1. US (Unit Separator)
  2. RS (Record Separator)
  3. GS (Group Separator)
  4. FS (File Separator)

Kode 8 bit (Kode EBCDIC)

EBCDIC singkatan dari Extended Binary Coded Decimal Interchange Code terdiri dari

kombinasi 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter sebanyak 256 kombinasi

karakter.

HEX

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

A

B

C

D

E

F

0

NUL

DLE

DS


SP

&










0

1

SOH

DC1

DOS






a

j



A

J


1

2

STX

DC2

FS

SYN





b

k

s


B

K

S

2

3

ETX

DC3







c

l

t


C

L

T

3

4

PF

RES

BYP

PN





d

m

u


D

M

U

4

5

HT

NL

LF

RS





e

n

v


E

N

V

5

6

LC

BS

ETB

UC





f

o

w


F

O

W

6

7

DEL

IL

ESC

EOT





g

p

x


G

P

X

7

8

CAN








h

q

y


H

Q

Y

8

9

RLF

EM







i

r

z


I

R

Z

9

A

SMM

CC

SM



!


:









B

VT





$

#









C

FF

IFS


DC4

<

%

@









D

CR

IGS

ENQ

NAK

(

)


.









E

SO

IRS

ACK


;

>

=









F

SI

IUS

BEL

SUB


?










Keterangan :

PF = Punch Off

LC = Lowercase

UC = Uppercase

RLF = Reverse Line Feed

SMM = Start of Manual Message

RES = Restore

NL = New Line

IL = Idle

SM = Set Mode

RS = Reader Stop

CC = Cursor Control

IFS = Interchange File Separator

IGC = Interchange Group Separator

IRS = Interchange Record Separator

IUS = Interchange Unit Separator

DS = Digit Select

SOS = Start Of Significance

BYP = Bypass

PM = Punch On

Pada kode 8 bit (EBCDIC) ini, high order bits atau 4-bit pertama disebut dengan zone

bits atau 4 bit kedua disebut dengan numeric bits. Kode-kode EBCDIC ini banyak digunakan

oleh komputer-komputer IBM.

Kode 5 bit (Kode BOUDOT)

Kode BOUDOT terdiri atas 5 bit yang dipergunakan pada terminal teletype dan tele

printer. Karena kode ini terdiri atas 5 bit, maka hanya terdiri atas 25 atau 32 kombinasi dengan

kode huruf dan gambar yang berbeda.

Jika kode ini dikirm menggunakan trasnmisi serial tak sinkron, maka untuk pulsa stop

bit-nya pada umumnya memiliki lebar 1,5 bit. Hal ini berbeda dengan kode ASCII yang

menggunakan 1 atau 2 bit untuk pulsa stop bit-nya.

Kode

Karakter Letter

Karakter Figure

11000

A

-

10011

B

?

01110

C

:

10010

D

$

10000

E

3

10110

F

!

01011

G

%

00101

H

#

01100

I

8

11010

J

11110

K

(

01001

L

)

00111

M

.

00011

N

,

00011

O

9

01101

P

0

11101

Q

1

01010

R

4

10100

S

BELL

00001

T

5

11100

U

7

01111

V

;

11001

W

2

10111

X

/

10101

Y

6

10001

Z

11111

LTRS

LTRS

11011

FIGS

FIGS

00100

SPC

SPC

00010

CR

CR

01000

LF

LF

00000

NULL

NULL

Encoding dan Decoding

Encoding, merupakan proses pengkonversian suatu sumber data analog maupun digital

menjadi sinyal digital. Bentuk sinyal yang dihasilkan nantinya bergantung kepada teknik

encoding dan media transmisi yang digunakan.

Sinyal yang paling banyak dikenal adalah sinyal audio yang berbentuk gelombang bunyi

dan dapat didengar oleh manusia. Sinyal ini biasa disebut dengan speech. Sinyal yang

dihasilkan dari speech tersebut memiliki komponen frekuensi antara 20 Hz sampai 20 kHz.

Tetapi sebagian spektrum energinya terkonsentrasi pada frekuensi rendah.

Untuk menjadikan sinyal digital, maka sumber analog di encoding terlebih dahulu menjadi

sinyal digital. Data digital atau analog akan melewati suatu alat yang disebut dengan encoder

yang digunakan untuk melakukan encoding sehingga menghasilkan sinyal digital. Sinyal

digital tersebut digunakan dalam kegiatan transmisi data. Sedangkan untuk menuju kepada

penerima akan diubah kembali pada sinyal asli baik analog maupun digital. Untuk itu

digunakan alat yang disebut dengan nama decoder dan proses perubahan sinyal yang

dinamakan decoding.

MACAM-MACAM KODE

1. Kode Baudot

Berawal dari kode morse. Ada kode 4-an, 5-an, 6-an, dan 8-an yang digunakan untuk pengiriman telegraph yang disimpan di pita berupa lubang tutup. Untuk lubang sebanyak 6x berturut-turut disebut sebagai kode 6-an. Begitu juga yang lainya. Kode ini juga digunakan sebagai satuan kecepatan pengiriman data. Kode baudot ini ada sejak 1838 ditemukan oleh Frenchman Emile Baudot sebagai bapak komunikasi data. Terdiri dari 5 bit perkarakter (sehingga dapat dibuat 32 karakter) dan untuk membedakan huruf dengan gambar dipakai kode khusus, yakni 111111 untuk letter dan 11011 untuKode ASCII

2. Standard Code (Americank figure. for Information Interchange)
Didefinisikan sebagai kode 7 bit (sehingga dapat dibuat 128 karakter). Masing-masing yaitu 0-32 untuk karakter kontrol (unprintable) dan 32-127 untuk karakter yang tercetak (printable). Dalam transmisi synkron tiga karakter terdiri dari 10 atau 11 bit : 1 bit awal, 7 bit data, 1 atau 2 bit akhir dan 1 bit paritas

3. Kode 4 atau Kode 8
Kombinasi yang diijinkan adalah 4 bit “1” dan 4 bit “0” sehingga dapat dibuat kombinasi 70 karakter.

4. Kode BCD (binary code desimal)
Terdiri dari 6 bit perkarakter dengan kombinasi 64 karakter. Untuk asynkron terdiri dari 9 bit:1 bit awal, 6 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit akhir.

5. Kode EBCID
Menggunakan 8 bit perkarakter dengan 256 kombinasi karakter.
Asynkron: 1 bit awal, 8 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit akhir.

PENGGUNAAN SISTEM PENGKODEAN

Sejak ditemukannya radio maka penggunaannya semakin lama semakin banyak dan berbagai macam. Hal ini menimbulkan permasalahan yaitu padatnya jalur komunikasi yang menggunakan radio. Bisa dibayangkan jika pada suatu kota terdapat puluhan stasiun pemancar radio FM dengan bandwidth radio FM yang disediakan antara 88 MHz – 108 MHz. Tentunya ketika knob tunning diputar sedikit maka sudah ditemukan stasiun radio FM yang lain. Ini belum untuk yang lain seperti untuk para penggemar radio kontrol yang juga menggunakan jalur radio. Bahkan untuk pengontrollan pintu garasi juga menggunakan jalur radio. Jika kondisi ini tidak ada peraturannya maka akan terjadi tumpang tindih pada jalur radio tersebut. Alternatifnya yaitu dengan menggunakan cahaya sebagai media komunikasinya. Cahaya dimodulasi oleh sebuah sinyal carrier seperti halnya sinyal radio dapat membawa pesan data maupun perintah yang banyaknya hampir tidak terbatas dan sampai saat ini belum ada aturan yang membatasi penggunaan cahaya ini sebagai media komunikasi.

0 komentar: